Uang Malinda Hasil Cuci Uang Koruptor?
Dari tiga nasabah, Malinda diduga menggondol uang Rp17 miliar.
VIVAnews - Polisi terus mendalami asal usul dana miliaran rupiah di rekening Malinda Dee alias Inong Melinda. Termasuk kemungkinan uang yang dia tilap berasal dari uang hasil korupsi.
"Sementara masih didalami dan disidik kemungkinan lain, termasuk itu (kemungkinan dana hasil korupsi)," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Anton Bahrul Alam, saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa 5 April 2011.
Mengenai kemungkinan adanya nasabah lain, Anton pun menyatakan, saat ini Polri masih fokus pada tiga nasabah saja. "Baru tiga nasabah itu saja, kita terus mendalami," ujarnya.
Dari tiga nasabah, Malinda diduga menggondol uang Rp17 miliar. Sekali beroperasi, ia menggelapkan uang Rp1-2 miliar dari masing-masing rekening. Polisi meyakini, masih ada nasabah yang belum melapor. Modus Malinda menilap merupakan modus baru. Dana nasabah dipindahkan antar perusahaan, yang bermuara ke perusahaan pribadi milik Malinda.
Malinda tak sendirian melakukan aksinya. Polisi telah menetapkan teller Citibak berinisial D sebagai tersangka. Namun, ia tak ditahan. Sebab, D mengaku hanya menerima perintah atasan dan tidak menikmati hasilnya.
Atas perbuatannya itu, Malinda dijerat Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang tindak pidana pencucian uang. Malinda diduga sengaja melakukan kejahatannya dengan mengaburkan transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa slip transfer penarikan dana pada rekening nasabahnya. (umi)
Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/213045-uang-malinda-hasil-cuci-uang-koruptor-
Libya Siap Negosiasikan Reformasi
TRIPOLI - Libya dikabarkan siap untuk melakukan negosiasi mengenai reformasi. Ini termasuk melakukan pemilihan umum atau referendum.
Namun menurut juru bicara pemerintah, hanya rakyat Libya yang dapat menentukan perubahan. Tetapi Pemimpin Libya Moammar Khadafi tetap diinginkan sebagai kepala negara.
"Kami bisa memiliki bentuk sistem politik lain, ataupun perubahan seperti konstitusi, pemilihan umum atau apapun. Tetapi pemimpin kami tetap harus Moammar Khadafi, ini sudah menjadi kepercayaan kami," ungkap Menteri Informasi Libya Musa Ibrahim seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (5/4/2011).
Lebih lanjut Ibrahim menegaskan, tidak ada kekuatan asing yang dapat merubah kondisi di Libya, meskipun pemerintah siap untuk melakukan pembicaraan usulan yang ditujukan untuk membawa demokrasi, tranparansi, kebebesan pers masuk ke negeri konflik tersebut.
"Jangan putuskan masa depan kami dari luar. Berikan kami usulan untuk melakukan perubahan dari dalam," ucap Ibrahim.
Tidak lupa Ibrahim memberikan pujian bagi Khadafi. Menurutnya presiden yang sudah berkuasa 41 tahun tersebut adalah jaminan keamanan bagai persatuan di Libya.
"Khadafi tidak memiliki alasan untuk mundur. Dirinya adalah simbol penting bagi rakyat Libya. Bagaimana Libya dipimpin itu masalah lain," tegas Ibrahim.
(faj)
Sumber : http://international.okezone.com/read/2011/04/05/412/442442/libya-siap-negosiasikan-reformasi